The Marriage Life Of Mr Byun Baekhyun |Chapter 10a

tumblr_mw3pxqxPc51sv213vo1_500

Tittle     :  THE  MARRIAGE  LIFE  OF MR  BYUN BAEKHYUN (Chap 10a)

Author  :  PJ

Cast       :

  • You (OC)
  • Byun Baekhyun
  • Xi Luhan
  • Park Chanyeol
  • and other member of EXO

Rate       : PG -17

Length  :  Chapter

Genre  :  Romance  , comedy

Greeting  !!  Hello  guys  i’m back again. STILL, dengan  hasil  translitanku  dari  fanfic  favorite ku ‘ The  Marriage Life  Of Mr Byun  by sundaysundaes ‘.   Walaupun  tidak  se bagus  aslinya, tapi tetep saja  telah  menguras otakku sangat  keras, dan semoga  kalian  bisa  menikmatinya, ya..walaupun  agak  berantakan  bahasanya,just keep reading  guys, dan jangan  lupa  like and comentnya, Oya ,kau bisa  cek  Original  storynya di sini,

Link  : https://www.asianfanfics.com/story/view/426081/10/the-marriage-life-of-mr-byun-romance-you-exo-luhan-humor-baekhyun-chanyeol

Previous

 

HAPPY  READING  !!

 

Chapter 10a!

            Three Cheers For Reality

 

Dalam setiap hubungan –menurut beberapa sumber yang kau temukan di internet –selalu ada 3 fase dalam hubungan percintaan: Fase Honey moon, Fase Power Strunggle, dan Fase Concious Relationship. Untuk awal empat atau lima bulan, kau dan kekasihmu, Mr. Byun Baekhyun, benar-benar lovey-dovey (dan lusty-dusty, menurutmu) dengan satu sama lain. Itu jelas kalian berdua dalam fase honey moon. Segalanya bahkan terlihat lebih indah kapanpun dia disekitar. Hatimu secara langsung dipenuhi dengan cinta dan suka cita/kegembiraan, dan selalu ada satu lompatan senang dalam setiap langkah yang kau ambil. Baekhyun itu berkharisma, menyenangkan, dan cute, dan pada dasarnya, dia adalah segalanya yang kau ingin dia jadikan saat itu.

 

Tapi kemudian, dengan yakinnya fase honey moon harus mengakhiri satu cara atau yang lainnya. Saat fase selanjutnya dimulai, begitu juga pertengkaran-pertengkaran. Kau berusaha untuk menjaga dari kekeras kepalaannya dan pribadi  kekanak-kanakan. Sementara Baekhyun, dipihak lain, mencoba begitu keras menangani perubahan moodmu yang langsung. Pertengkaran-pertengkaran dikategorikan secara acak kedalam beberapa level: dari percekcokan yang sederhana (semacam tidak membutuhkan perminta maafan untuk dilakukan), sampai semacam yang lebih serius (pertengkaran-pertengkaran yang membuatmu saling menghindari) dan terakhir, pertengkaran-pertengkaran berat (salah satu yang selalu berakhir dengan kau menjeritkan “KELUAR DARI KAMARKU!” dan Baekhyun membanting pintu didepan wajahmu dengan sebuah, “FINE, LAGI PULA AKU TIDAK BUTUH DIRIMU ATAU KAMARMU!”).

Ya, kau saling bertengkaran satu sama lain, setiap setiap sekarang dan kemudian, tapi itu hanyalah pertengkaran-pertengkaran yang tidak berarti –salah satu yang akan lupa dengan mudahnya dikemudian hari tidak peduli berapa banyaknya teriakan yang kau lakukan. Dan ya, perbaikan –hubungan seks akan selalu berhasil untuk menebusmu kembali untuk waktu yang baru saja kau hilangkan. Seks semacam itu bagus sekali, bahwa kadang-kadang kau dan Baekhyun mencoba memilih pertengkaran yang tanpa maksud sehingga kalian berdua bisa memilki satu alasan untuk berhubungan seks yang hot, kasar, penuh gairah seks setelah itu. Itu adalah sebuah perubahan pemandangan yang menyenangkan setelah memiliki  begitu banyak vanilla sex sejak hari kalian bersama.

Sebuah pertengkaran dengan Byun Baekyun akan selalu terlihat konyol. Dan itu terasa konyol, sejujurnya. Seperti halnya sekarang, contohnya.

Saat itu Minggu pagi. Baekhyun, seperti apa yang dia lakukan di malam-malam lainnya, berhasil menyelinap ke kamarmu (ya, kau telah memberi dia kembali kunci cadangan), hanya dengan berpakaian kaos kedodoran dan celana piyamanya. Dia selalu menyapamu dengan tersenyum manis padamu kepanpun dia baru saja membuka kamar, sering diiringi dengan kalimat cheesy yang merangsang –mengerikan, seperti: “Pengunjung malammu telah datang, Milady ~”. Kadang-kadang dia bahkan menaruh tingkah yang dramatis (seperti kalimat Romeo and Juliet nya Shakespears : “Apakah hatiku mencintai sampai sekarang? Untukku yang tidak pernah melihat kecantikan yang sesungguhnya sampai malam ini!” yang mana selalu berakhir dengan kau menenggelamkan wajahmu pada bantal, merasakan rasa malu yang kedua. Tapi kebanyakan waktu, Baekhyun hanya akan masuk dan merangkak dibawah bed covermu jadi dia bisa terbaring di sampingmu dan bertanya, “Aku tidak bisa tidur di tempat tidurku sendiri. Bisakah kita berpelukan?”. Versi dia yang itu adalah favoritmu.

Jadi pada hari Minggu pagi, kau dan Baekhyun sedang duduk bersama di sofa. Well, sebenarnya kau sedang duduk; Baekhyun sedang tiduran miring dengan kepalanya diatas pangkuanmu. Dia mengenakan celana kotak-kotak dan kaos golf putih yang sederhana, dan seperti halnya dirimu, dia belum mandi. Dia sudah menggosok giginya, bagaimanapun.

Kau sedang membaca buku puisi dengan satu tanganmu, sementara tangan yang lainnya berada diatas kepalanya, membelai rambut halus. Baekhyun tangan-tangannya sibuk mencoba memecahkan rekornya pada Temple Run (tidak banyak rekor, sungguh, karena dia payah pada itu). Karakternya mati kira-kira di waktu 30 detik saat itu, dan dia mengerang dengan keras frustasi.

“Baekhyun,” panggilmu, menenangkan dia. Kau tetap melarikan tanganmu pada rambutnya sementara kedua matamu membaca kata-kata puisi.

Kau tidak melihat cemberutnya Baekhyun tapi kau merasakan kepalanya menoleh diatas pangkuanmu, jadi sekarang dia sedang menghadapmu.

“Aku punya satu pertanyaan,” katanya.

“Tidak, aku tidak tahu kode curang untuk permainan itu,” jawabmu tanpa menunggu pertanyaannya. “Dan tidak, aku tidak akan menggoogle itu juga. Lakukan sendiri.”

Baekhyun marah. “Biasanya kau baik sekali.”

Aku baik,” katamu, “Aku hanya tidak ingin melakukannya. Karena itu curang.”

“Kau hanya tidak ingin melakukannya karena itu butuh kau untuk sebenarnya melakukan sesuatu ketimbang menghabiskan waktumu membaca film cewek di sofamu.”

“Pertama, ini bukan film cewek. Kedua, kepalamu ada diatas pangkuanku, jadi jangan bertingkah seperti aku yang malas di sini.”

Baekhyun terkekeh dan merebut bukumu.

“Hey!” protesmu.

“Cium aku dan mungkin akan kukembalikan ~” dia melakukan senyuman menggoda sebelum dia memautkan bibirnya. Kau putar bola matamu tapi memberikannya lagi pula karena mencium Baekhyun masih lebih baik ketimbang membaca bermacam-macam buku di dunia ini.

Kau merundukkan kepalamu dan menekan bibirmu dengan ringan pada bibirnya. Dia bernapas dengan lembut di mulutmu dan meletakkan satu tangan pada sisi wajahmu, menelusurkan jari-jarinya di kulit. Saat kau menjauhkan dirimu, dia tidak tersenyum manis seperti yang selalu dia lakukan. Kali ini, dia terlihat seperti tenggelam  jauh kedalam pikirannya sendiri.

“Itu bukanlah pertanyaan yang ingin kau tanyakan padaku, bukan?” tanyamu. Wajahmu masih beberapa inci darinya.

“Tidak.” Gumamnya.

Kau duduk tegak, melihat padanya dengan tatapan harapan. “Kemudian apa?”

“Well, aku hanya ingin tahu, kau tahu …” dia memulai, terlihat seperti dia benar-benar tidak senang pada topik yang akan dia katakan tapi dia merasa butuh untuk menanyakannya. “Kenapa kau tidak pernah bicara tentang Kris padaku?”

Pertanyaan itu membuatmu sedikit gugup, tapi kau menjaga ketenanganmu. “Aku tidak pernah membicarakan tentang Kris pada siapapun.” Itu benar. Well, pendeknya.

“Kau membicaran tentang Kris dengan Lu Han,” gumam Baekhyun, terlihat sedikit kesal.

“Ya, tentu saja. Dia, Kris dan aku berteman sejak kami anak-anak,” katamu, mencoba beralasan dengannya. “Dan itu Lu Han –Hyung bagimu.”

“Kau ceritakan segalanya padanya,” Baekhyun menggerutu, menonjolkan bibir bawahnya. “Kau menceritakan Luhan segalanya. Tapi kau tidak bercerita padaku.”

Kau menjadi terdiam untuk beberapa saat. “Apa kau cemburu, Baekhyun?”

“Tidak,” jelasnya dengan cepat, berpaling. “Aku hanya tidak menyukainya di saat ada sesuatu yang tidak kuketahui tentangmu tapi dia tahu. Aku ingin mengenalmu.” Suaranya menjadi sebuah bisikan saat dia berkata, “Aku ingin jadi satu-satunya orang yang tahu segalanya tentangmu.”

“Kau tahu hal-hal yang lebih tentangku ketimbang LuHan, bagaimanapun,” katamu, tersenyum dengan seduktiv saat kau mencondong lebih dekat untuk berbisik ditelinganya, “Seperti halnya bagaimana kau mengetahui tempat-tempat paling sensitivku –“

“Tidak,” Baekhyun menginterupsi, suara terdengar tegas. Dia mengangkat kepalanya dari pangkuanmu, dan duduk dengan benar di smapingmu. “Kenapa kau mencoba mengubah topik? Kenapa kau tidak ingin menceritakan hal-hal padaku?”

Kau mendesah dan melarikan satu tanganmu pada rambutmu. “Aku menceritakan hal-hal juga padamu, Baekhyun. Aku hanya tidak menemukan nya cukup penting bagiku untuk membicarakan kekasih masa laluku denganmu. Maksudku, apa untungnya?”

Baekhyun menjadi tetap terdiam. Kedua matanya mengeras saat dia menatap padamu, tapi akhirnya dia memutus kontak matamu dan meraih kembali ponselnya, mulai untuk memulai kembali permainannya. “Terserah.” Gumamnya, seolah itu menjelaskan segalanya.

Kau memandang dengan putus asa padanya, merasa sedikit jengkel pada bagaimana dia menjadi kekanak-kanakan.

“Fine,” gerutumu, melipat kedua tanganmu di depan dadamu. “Kau ingin tahu tentang Kris? Kau ingin tahu betapa brilian mengagumkan dirimu dibandingkan dengan dia? Benarkah?”

Baekhyun metatap padamu dan bibirnya terbuka karena terkejut pada nada kasarmu. “Aku tidak bersungguh-sungguh –“

“Kris sempurna.” Katamu, tidak ingin mendengar alasannya. “Kris pintar. Dia berani, dia jujur, dia kharismatik dan tampan. Dia bisa menjadi serius sekali atas maslah-masalah kecil dan kau, dipihak lain, mengabaikannya –bahkan masalah-masalah sebesar dunia –dan hanya melarikan diri kapanpun kau memiliki masalah yang besar sekali di tanganmu.”

Kedua mata Baekhyun menjadi dingin dan tajam dengan rasa marah saat dia mendengar lagi dan lagi kata-katamu. “Well, selamat. Kau mendapatkan pengganti dia yang menyebalkan. Kuharap penggantimu yang selanjutnya akan lebih baik.”

“God, inilah kenapa aku tidak ingin membicarakan tentang dia padamu.” Katamu, balas melotot padanya. “Ya, maksudku, dia sempurna. Tapi dia meninggalkan diriku, Baekhyun. Dia meninggalkanku untuk bea siswa sialan itu dan bahkan dia belum menghubungiku untuk dua tahun sekarang ini. Dan aku membenci dia untuk itu. Mungkin dia sempurna tapi dia bukanlah orang yang sempurna untukku.” Kau ingin menambahkan ‘kau juga tidak sempurna, tapi mungkin kau cukup sempurna bagiku’ tapi hanya memikirkan mengatakan itu sudah membuatmu meringis, dan kau tidak ingin menaikkan egonya semakin tinggi seperti itu, jadi kau hanya berhenti bicara.

Baekhyun berdiri, menaruh ponselnya kembali ke dalam sakunya, dan mengepalkan tangannya. “Jika Kris tidak pernah meninggalkanmu –jika Kris berdiri di sini seperti aku sekarang ini. Yang mana yang akan kau pilih, aku atau dia?”

Kau menggelengkan kepalamu kesal. “Baekhyun, kau menjadi dramatis –“

“Tidak.” Dia mengeratkan giginya. “Aku bersungguh-sungguh, dan aku tahu kau akan memilih dia dari pada aku, dan –“ dia menarik napas dan mengeluarkannya. Jelas terengah-engah diantara kata-katanya. “Dan apa kau tahu? Aku tidak peduli. Aku tidak butuh ini. Aku tidak akan menjadi pengganti seseorang, Sweetheart.”

Kau tetap duduk, walaupun ada satu bagian dirimu ingin berdiri dan menampar wajahnya karena berpikiran rendah tentang perasaanmu –untuk berpikir bahwa kau menyepakatinya sehingga kau bisa melupakan tentang Kris. Dia salah, tentu saja, oh benar-benar salah.

Tapi Baekhyun menjadi tidak rasional dan kekanak-kanakan seperti biasanya. Dan tidak ada cara untuk menghentikannya saat dia menjadi seperti itu.

“Datanglah bicara padaku,” katamu, suara rendah dan serius, “Saat kau cukup dewasa untuk memiliki pembicaraan semacam ini denganku.”

Baekhyun mendengus dengan keras. “Atau mungkin aku tidak ingin bicara padamu saja. Tidak akan.” Dan dia keluar dari pintu, membantingnya kemudian.

Kau menghembuskan napasmu dengan berat, ingin menjerit dan memukulkan kepalan tanganmu pada sesuatu. Kau berdiri, mencari tahu mungkin mandi air hangat akan membuatmu baik. Kau baru saja akan berjalan memasuki kamar mandi, mencoba melepaskan stressmu, saat tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu di sisi pintu lain.

Kau membiarkan handuk yang baru saja kau ambil menggantung dipundakmu, dan kau melangkah dengan pelan menuju pintu. Sungguh tidak dalam  mood untuk membukanya dan bersosialisasi dengan orang-orang –

–atau kekasihmu saat itu.

Tapi Byun Baekhyun ada di sana, berdiri di pintumu dengan rona merah yang samar terpoles di kedua pipinya, dan bergumam dengan rendah. “Aku meninggalkan kunciku di ruanganmu di sini jadi aku harus mengetuk.”

Kau lipat kedua tangnmu dan kau letakkan dengan keras di dadamu, menunggu kata-kata dia selanjutnya dengan sabar tapi masih dengan tatapan menghakimi di kedua matamu. “Silahkan.”

“Aku tahu aku menjadi tidak dewasa.” Dia diam-diam mengakui.

“Dan?” desakmu, menaikkan satu alismu padanya.

Rona merah Baekhyun menjadi lebih gelap. “Dan cemburu.”

“Dan?”

“Dan bodoh.”

“Dan?”

Baekhyun mendongak dengan sebuah cemberut yang jelas. “Dan apa? Aku tidak punya apapun untuk dikatakan!”

“Dan kau menyesal,” katamu padanya, sedikit tersenyum. Paling tidak dia tahu kesalahannya. Kau membuka kedua tanganmu tapi belum memberikan dia injin untuk memelukmu. “Katakanlah, dan aku akan memaafkanmu dengan pelukan Teddy Bear.”

Baekhyun benar-benar terlihat tergoda, tapi dia memulikibegitu banyak ego untuk benar-benar meminta maaf. Tapi setelah 10 detik beradu tatapan, dia menyerah dan bergumam dengan kasar, “Aku minta maaf.”

“Katakanlah dengan baik,” tambahmu, menggodanya dengan sebuah senyuman.

“Jangan memaksaku, Sweetheart.” Baekhyun memberikan setengah senyuman dan menarikmu kedalam pelukannya. “Bisakah kita berproses perbaikan hubungan seks sekarang?”

“Tidak, aku baru saja akan mandi.”

“Baiklah, kalau begitu seks mandi.”

“Brengsek.”

***

Kafetaria S.M University selalu ramai dan penuh, dipenuhi dengan murid-murid yang bicara  dengan mulutnya dipenuhi dengan makanan penjara (bukan, tapi kau membayangkan seperti itu dari rasanya). Butuh dukungan besar untuk mendapatkan kenyamanan dan mendamaikan pikiranmu, karena ruangan selalu menulikan.

Tapi bagaimanapun, hari ini begitu dingin dan sunyi –omongan khiasan, paling tidak.

Ketegangan yang mengerikan datang berasal dari pasangan yang duduk tepat disebrangmu dan kekasihmu. Makan siangmu seharusnya menyenangkan, dan mungkin terlalu menjijikkan karena Chanyeol dan temanmu ada di sana menyebarkan kegembiraan dan melakukan PDA non-stop. Tapi hari ini, tidak satupun itu terjadi.

Chanyeol, yang memberikan ekspresi seperti dia tidak mendapatkan cukup waktu untuk tidur berhari-hari –bahkan bertahun-tahun, dari cara dia terlihat –sedang  duduk tepat diujung mejamu. Dia menyangga dagunya dengan satu tangannya. Bibir bawahnya menonjol keluar seperti cara yang hampir sama yang dilakukan oleh Baekhyun, tapi laki-laki paling tinggi itu bahkan terlihat lebih kekanak-kanakan. Tangan satunya diletakkan diatas meja dengan malasnya, tepat disamping makan siangnya yang sudah lama terlupakan dan acak-acakan. Dia mengetuk-ngetukan jari-jarinya  di atas meja dengan tidak sabar, mendesah begitu keras setiap sekarang dan kemudian, yang mana membuat semua orang menolehkan kepala mereka dengan menyebalkan padanya. Kata ‘semua orang’ di sini terdiri hanya kau dan Baekhyun, sebenarnya. Luhan belum ada, dan Minseok sedang sibuk melakukan perjalanan untuk melakukan research untuk thesis akhirnya.

Kekasih Chanyeol, dipihak lain, hanya tidak menghiraukan dia lagi. Dia tetap saja diam, bibirnya berubah sedikit kebiru-biruan karena begitu kerasnya dia membungkamkan bibirnya begitu rapat, dan dia hanya terus-menerus mendentinkan garpunya di atas piring dengan jengkel.

Kenapa? Itulah yang ingin kau ketahui.

“Sebanyak aku menikmati mendapati kalian berdua berhenti bertingkah seperti sekumpulan rendah versi Twilight,” kata Baekhyun, mendesah pada pandangan, “Ini mulai membuatku sedikit marah. Ada apa dengan kalian berdua?”

Kedua tersangka tetap menutup mulutnya, hanya memberikan satu kata tajam “Huh!” setelah mereka berdua saling melirik satu sama lain.

Kau menghembuskan napas dengan dalam, tiba-tiba kau merasa garing secara mental walaupun kau bukanlah orang yang bertengkar. Kau tidak pernah menduga bahwa ada satu hari dimana Chanyeol dan kekasihnya  akan berhenti bercumbu di depan seluruh sekolah untuk dilihat daan saling bercekcok. Tapi well, surprise, surprise!

“Hello, hello, My Lovelies ~” Lu Han secara tiba-tiba menyapa, jelas tidak membaca ketegangan yang berat mengelilingi mejamu. Laki-laki China itu hanya menghampiri dengan lompatan-lompatan senang pada langkah-langkahnya dan tasnya disampirkan diatas pundaknya. Dia menjatuhkannya di atas meja dengan biasa dan duduk di kursi kosong di sampingmu

“Good afternoon, Beautiful,” katanya, memiringkan kepalanya untuk memberikan kecupan kecil di pipimu tapi dengan sebuah suara yang “MWAAAAH!” berlebihan.

“Lakukan itu sekali lagi, Lu Han,” Baekhyun menggeram dari sisimu yang lain. “Dan aku akan membuatmu menyesalinya.”

“Apa yang akan kau lakukan, menaruh beberapa eyeliner padaku?”  kata Lu Han, tersenyum. “Dan berapa kali aku harus mengingatkanmu? Ini Lu Han –Hyung!”

Sejak Lu Han tahu tentang status kencan resmimu, dia tetap mencoba membuat lelucon pada Baekhyun untuk melihat reaksi  laki-laki yang lebih muda itu. Chinese gege melakukan hal-hal kasih sayang yang lebih padamu –memegang tanganmu dibawah hidung Baekhyun; menggumamkan hal-hal yang cheesy, menggoda tentang bagaimana cantiknya kau terlihat dengan suara yang begitu keras jadi Baekhyun bisa mendengarnya; dan kadang-kadang, seperti halnya ini, Lu Han akan tiba-tiba muncul dan menaruh ciuman ceroboh di pipimu. Kau  sedikit jengkel karena dimanfaatkan untuk bahan leluconnya pada Baekhyun, tapi kau tidak mempertengkarkan itu karena melihat wajah Baekhyun  menjadi memerah karena  cemburu selalu menghibur untuk ditonton.

Walau hari ini, kau tetap tidak diam karena kau ingin melihat Baekhyun cemburu. Kau tidak bisa berkata apa-apa dan menganga  pada pandangan warna rambut baru Luhan. Rambutnya tidak lama lagi coklat; ini pink. Seperti, benar-benar pink.

“Biar kutebak,” katamu, melempar tatapan matamu dan menautkan kedua alismu tidak percaya. “Binatang favorit Gadis Aljabar didunia ini adalah Flamingo, dan jadi kau berusaha berdandan  ala Flamingo.” Kemudian kau geleng-gelengkan kepalamu. “Tidak, tunggu, itu tidaklah benar. Aku tidak melihat kau berdiri dengan satu kaki. Jika kau ingin mengesankan seorang gadis, lebih baik kau lakukan sepenuhnya dan lakukan dengan benar, Oppa.”

“Ini tebakan lain,” Baekhyun bergabung. “Dia menolakmu ribuan kali, dan kau frustrasi. Jadi kau putuskan untuk bercumbu dnegan permen kapas saat kau kemari.”

“Suuuuuuungguh lucu, kalian berdua,” kata Luhan, memutar bola matanya. “Masalahnya adalah, dia menyukai laki-laki unik.”

Kau mengerjap. “Jadi kau mewarnai rambutmu pink?” itu lebih seperti sebuah pernyataan ketimbang sebuh pertanyaan.

“Tepat sekali.” Jawab Luhan, mengerling dengan manis padamu.

“Tentu saja,” kau bergumam, “Karena tidak ada yang meneriakkan ‘aku unik!’ seperti mewarnai rambutmu pink.”

“Hey, sekarang kau bicara,” Luhan cekikikan, mengacak rambutmu dengan jenaka. “Kita seperti dua orang dengan satu pikiran, Sweetheart.” Luhan menerima lagi satu tatapan melotot dari Baekhyun karena ejekannya.

“Kadang-kadang, Hyung,” Baekhyun berkomentar, “Aku ingin tahu bagaimana otakmu bekerja.”

“Well, sebenarnya lebih baik ketimbang bagaimana penismu bekerja. HA PANAAAAAAS!” Luhan balas berteriak sebelum dia tertawa sendiri dengan histeris.

Itu adalah lelucon yang tidak sopan di waktu yang tidak sopan. Dan kau seharusnya tidak tertawa, sungguh –karena tidak ada yang tertawa –tapi kau hanya tidak bisa menahan dirimu kembali untuk mendengus dengan keras. Syukurlah, kau dengan cepat menutup mulutmu dengan kedua tanganmu sebelum kau bisa mengeluarkan tawa kerasmu.

Baekhyun melotot dengan kejam padamu. “Kenapa kau tertawa? Penisku bekerja baik-baik saja, kau tahu itu.”

Kau menggigit bibir bawahmu untuk menampung tawamu saat kau mengangguk setuju.

“Hey, jika wanita ingin tertawa, biarkan saja dia tertawa,” ancam Luhan dengan jenaka pada laki-laki lainnya dan Baekhyun hanya mengirimi tatapan dingin kearahnya.

“Diamlah, Oppa, itu tidak lucu,” katamu, mulai menjauh dari marah berasrnya Baekhyun dengan menyalahkan dan memukul lengan Luhan.

“Lalu kenapa kau tertawa?” Luhan mengerling.”Biar kutebak, kau tidak puas dengan juniornya? Sudah kehilangan stamina setelah ronde pertama? Kasihan….”

“Kau bukanlah orang yang harus bicara, Hyung,” balas Baekhyun dengan kejam, “Kau menyembunyikan sebotol Viagra dilacimu, jadi diamlah.”

Luhan menganga, terlihat benar-benar shock dan malu. “Itu hanya untuk situasi darurat!”

“Godness,” gumammu, ingin mengubur dirimu dalam lubang karena mempunyai teman seperti dia.

“Ah, jadi kau benar memilikinya, Hyung.” Baekhyun menyeringai. “Aku hanya mengutarakan tebakan asal, tapi well, karena kau mengkonfirmasikannya ….”

Luhan hampir saja melompat keluar untuk menarik kerahnya. “Baekhyun, kau brengse –“

“Okay, hentikan, kalian berdua,” jawabmu, menarik laki-laki tertua ketempat duduknya dan cemberut padanya saat dia merengek. “Berhentilah bergurau. Kita dalam situasi yang serius sekarang ini.”

Luhan cemberut tapi melihat pada sekeliling secara detail dan setelah beberapa saat, dia tiba-tiba mendesah dan melipat kedua tangannya didepan dadanya.

“Okay, apa yang sedang terjadi di sini?” tanya Luhan, melirik satu orang ke yang lainnya. “Kenapa kelian semua terlihat murung sekali? Aku tidak berhubungan seks selama tiga hari, dan aku bahkan tidak terlihat sesedih itu.”

“Aku tidak tahu.” Baekhyun mengangkat bahunya dan menunjuk pada Chanyeol dan kekasihnya. “Tanyakan kedua idiot ini.”

Luhan menautkan kedua alisnya sebelum dia menolehkan kepalanya dan duduk dengan tegak, menghadap pada pasangan bermasalah itu. “Okay, kalian berdua. Gurumu sudah kembali. Katakan.”

Mereka berdua mengabaikan dia sepenuhnya.

Kau tahu  bahwa tidak ada apapun yang menjengkelkan Luhan lebih dari kenyataan karena dia diabaikan, jadi ini hanyalah masalah waktu sampai laki-laki tertua menjadi marah.

“Aku akan bertanya padamu sekali lagi,” kata Luhan, bernapas dengan dalam untuk menenangkan diri. “Jika tidak ada diantara kalian yang menjawab, aku akan membalik meja sialan ini padamu.”

Masih, mereka tetap diam.

Luhan berdiri dan secara harfiah mencoba untuk membalik meja sialan itu, tapi meja itu tidak bergeser. Bahkan tidak sedikitpun. Jadi, dia berdehem, meluruskan kembali kaosnya, dan duduk kembali, berpura-pura tidak terjadi apa-apa.

“Terlalu berat?” kata Baekhyun tanpa berpikir, terang-terangan mengejeknya dengan nada suaranya.

“Meja ini dibor sampai ke lantai, sumpah!” Luhan merengek lagi dan kau mendesah sebelum kau menyikut sisi perutnya.

“Luhan, diamlah,” tegurmu, menghilangkan panggilan ‘Oppa’ karena dia menjadi benar-benar kekanak-kanakan dan dia pantas mendapatkannya.

Laki-laki China itu mengibaskan tangannya diudara. “Apa perbedaan umur tidak berarti apa-apa pada kalian? Aku bersumpah, anak-anak jaman sekarang tidak sopan!”

Baekhyun menukik. “Paling tidak, kami tidak memiliki warna rambut pink.”

“Hey!” kau berteriak pada kedua laki-laki itu, menaikkan suaramu dengan cemberut diwajahmu. “Bisakan kalian berdua diam saja?!”

“Yes, Ma’am.”

“Sekarang,” katamu setelah situasi menjadi dibawah kendalimu, “Aku ingin tahu apa yang terjadi pada kalian berdua, okay?” kau memfokuskan kedua matamu pada teman baikmu dan  dia balas menatapmu saat kau meraih tangannya. “Bicara padaku.” Kau tersenyum, meyakinkan dia bahwa kau tidak akan bertanya karena kau penasaran atau kau tidak tahan dia seperti ini lagi, tapi karena kau peduli padanya. Dan kau melakukannya. Dengan sungguh-sungguh.

Saat kau meletakkan tanganmu diatas tangannya, bibirnya genetar  dan kedua matanya menjadi memerah dan  berair tidak lebih dalam 5 detik. Dia menangis dan kau panik, tidak tahu apa yang harus dilakukan. Kau tahu dia sedikit cengeng, tapi itu sudah lama sekali sejak terakhir kali dia menangis, jadi kau lupa apa yang harus dilakukan.

“W –whoa, apa yang terjadi?” tanya Luhan, terdengar sedikit terkejut juga.

“Si brengsek baru saja mewarnai rambutnya pink,” kata Baekhyun, mengejek. Dia tidak pernah menjadi orang yang peduli pada sekitarnya. “Dan aku sangat yakin dia itu hampir 30 sekarang.”

“Hey, terserah kau, Baek,” balas Luhan, dengan mudahnya kembali tergoda pada percekcokan mereka. “Rambut pink adalah trend baru dan maaf, aku baru dua puluh –empat –“

“DIAMLAH!” kata-kata Luhan terpotong oleh suara ledakan yang baru saja kau buat. Saat kedua laki-laki itu kembali duduk ditempat duduknya masing-masing dengan tangan-tangan mereka yang dilipat didepan dada mereka dan cemberut kecil menghiasi bibir mereka, kau menepik-nepuk tangan temanmu dengan lembut, dan berkata, “Hey, hey, berhentilah menangis. Kumohon.”

Kau melirik pada Chanyeol, yang sudah duduk dengan jarak aman darinya dan tidak melakukan apa-apa kecuali diam. Dia terlihat seperti dia hanya sesedih kekasihnya, dan bahkan kau bisa mengatakan betapa dia ingin cepat-cepat kembali dan menariknya ke dalam pelukannya. Tapi Chanyeol ragu-ragu. Benar juga karena dia terlalu takut bahwa dia mungkin masih marah dan mendorongnya, atau hanya karena dia tidak ingin mengakui bahwa dia bersalah. Kau tidak yakin untuk menebaknya.

“Honey, ada apa?” Luhan bertanya kali ini, dan temanmu mulai tersedak karena air matanya. Ini mungkin tiba-tiba  dia teringat memori buruknya diawal pertengkaran dengan Chanyeol. Kau merasa menyesal atas apapun yang telah dia lalui jadi kau menggenggam tangannya, mengusapkan ibu jarimu melingkar pada punggung tangannya dengan nyaman.

Setelah merasa seperti 10 menit menangis, akhirnya dia mengaku. “Chanyeol melakukannya padaku dari belakang!”

Waktu tampaknya berhenti saat itu.

Kau pikir telingamu hanya membuat tipuan padamu, tapi saat Luhan mengulang kata-katanya dengan satu pertanyaan yang benar-benar jelas tertanda dibalik kalimatnya, kau tahu kau mendengarnya dengan benar.

“Okay, tunggu,” kata Baekhyun. “Kau menangis karena,” dia membuat kalimat dengan menggunakan jari-jarinya diudara, “Chanyeol melakukan padamu dari belakang; jadi aku menebak, Chanyeol mencoba menyetubuhimu tepat di pantatmu, tapi kau tidak menyukainya. Apa itu benar?”

Dia menganggukkan kepalanya , masih sesegukan.

“Apa kau harus mengklarifikasikannya seperti itu?” katamu, berdesis pada kekasihmu.

Dia hanya mengangkat bahunya mereapon. “Aku hanya ingin meyakinkan interpretasiku.”

“Tidak dapat dipercaya.”

“Tapi kau menyukaiku lagi pula.”

Itu sengaja dia buat untuk kau tersenyum dan Luhan mengerang dnegan keras, “God, kalian berdua benar-benar menjijikkan! Biar ini kuambil alih.” Suaranya berat dengan berkharisma saat dia berfokus kembali pada tersangka yang jelas-jelas Chanyeol. Tidak ada apapun kecuali keseriusan dan tekat yang tertulis di wajahnya saat Luhan bertanya dengan suaranya yang menghakimi. “Park Chanyeol, apa kau mencoba dan melakukan pada wanita ini dari belakang?”

“W-well ….” Chanyeol kelihatannya sedikit merona dan merasa bersalah. “Kurasa.”

“Kau rasa?” ulangmu, memicingkan kedua matamu mengintimidasi dan membuat dia menelan ludahnya khawatir.

“Maksud –maksudku, memang. Ya,” dia langsung mengklarifikasi.

“Dude,” panggil Baekhyun, menggelengkan kepalanya tidak setuju. “Tidak keren.”

“Kenapa Chanyeol?” tanyamu, menggenggam erat tangan temanmu saat pandangan kedua matamu masih padanya. “Kenapa kau melakukannya?”

“Karena aku mencoba agar hubungan kami tetap dinamis sehingga kami tidak akan berpisah!” jelas Chanyeol. Wajahnya pucat seputih papan tulis, karena tidak ada seorangpun dipihaknya.

Kau mencemooh. “Jadi kau berpikir menyetubuhinya dari belakang akan jadi ide yang bagus?”

“Aku –“ dia mendesah dan mengacak rambut kritingnya frustrasi. “Dengar, aku membacanya di buku dan itu mengatakan bahwa Anal Sex atau kau melakukannya dengan Doggy Style akan membuat kehidupan seksmu lebih hot. Itu hanyalah sebuah percobaan, aku bersumpah.”

“Buku apa?” tanya Baekhyun.

Sebenarnya Chanyeol benar-benar merona saat dia menjawabnya dengan pelan, “Kamasutra.”

“Dude, serius?” Baekhyun tertawa. “Kau sungguh membeli barang itu?”

“Aku bukanlah orang yang membelinya!” Chanyeol terlihat terkejut. “Seseorang meminjamkannya padaku!”

Laki-laki malang itu tidak harus menyebutkan nama orang itu. Sekarang benar-benar jelas sejelas kristal untuk mengetahui siapa otak dibalik insiden ini.

Keempat kepala itu menoleh pada si gege yang sama yang tidak melakukan apa-apa kecuali diam  ditempat duduknya sejak dia mengutarakan pertanyaan akhirnya.

“Apa?” tanya Luhan, matanya bergerak-gerak dari satu orang ke yang lainnya. “Yeah, tentu, salahkan saja pada si pria China, dasar rasis.”

Kau dan anggota lainnya menjadi terdiam, hanya mengirimi dia tatapan menghakimi.

“Aku bukanlah orang yang meminjami dia, okay?” Luhan membela diri, “God, aku tidak memiliki buku!”

Kau menaikkan satu alismu curiga padanya.

Laki-laki tertua itu mengerang, mengibaskan tangannya diudara. “Okay, fine, itu aku. Tapi hanya karena si wajah jelek itu membutuhkan beberapa tuntunan!”

“Kau bisa katakan padanya untuk memberi dia kencan kejutan atau apalah,” katamu, membuat tatapan padanya. “Kau tidak harus memasukkan Kamasutra ke dalam tenggorokannya.”

“Kenapa ini tentangku?” Luhan merengek dengan keras, tidak mencerminkan umurnya yang sebenarnya, “Aaaah, dimana Baozi saat aku membutuhkan dukungannya?”

“Sebenarnya, senang dia tidak ada di sini,” kata Baekhyun, “Dia akan menendang bokongmu sampai ke China jika dia di sini.

Luhan berdecak padanya. “Masih, seharusnya ini tentang dia!” dia menunjukkan jarinya pada tempat dimana Chanyeol duduk. “Dialah orang yang memaksa kekasihnya melakukannya dengan Doggy Style!”

Dagu Chanyeol jatuh sampai kebawah karena tuduhan tiba-tiba. “Aku tidak memaksakan padanya!”

“Apa benar?” tanya Luhan pada korban: temanmu a.k.a kekasih Chanyeol. “Apakah dia, atau apakah dia tidak, memaksakan  penisnya  masuk ke dalam –“

“Stop!” kau langsung memotongnya dan mendesis padanya, “Kita tidak sendirian di sini! Murid yang lainnya bisa mendengar kita!”

“Sedikit terlambat untuk itu, Sweetheart,” tambah Baekhyun, menyadari bagaiamana ada beberapa murid yang sudah terkekeh saat mereka melewatai mejamu.

Temanmu menggelengkan kepalanya pada pertanyaan Luhan yang belum selesai. “Tidak, dia tidak memaksakannya padaku.”

“Thank you!” kata Chanyeol, mendesah dengan lega atas kejujurannya dan Baekhyun menggerakkan mulutnya, “Dude, no.” Padanya, jadi kembali terpaku.

“Lalu apa masalahnya?” tanyamu, “Apa dia menyakitimu?”

“Tidak,” katanya lagi, “Maksudku, iya, tapi dia berhenti kapanpun itu menjadi terlalu, kau tahu ….” dia mencoba mencri kata-kata yang tepas untuk mendiskripsikannya dan akhirnya ketemu dengan, “Tak tertahankan.”

“Pilihan kata yang bagus.” Komentar Baekhyun, dan dia mengetuk-ngetuk dagunya setelah dia meletakkan sikunya diatas meja. “Biar kutebak, kau merasa sedih sekarang ini bukan karena ….” Baekhyun kesusahan memilih kata-katanya. “ ….err, apa yang dia lakukan padamu, tapi karena kenapa dia melakukan ini padamu.”

Dia mendongak untuk bertemu dengan kedua matanya, dan dia mengangguk dnegan lembut. “i- iya.”

“Tunggu, apa?” tanyamu, menautkan kedua alis. “Apa maksudnya itu?”

“Chanyeol tidak menyakitinya secara fisik,” jelas Baekhyun, dan Chanyeol melarikan pandangan matanya kebawah, memainkan jari-jarinya sendiri. “Tapi dia menyakiti perasaannya.”

“Kenapa?” tanyamu lagi.

“Karena, kau tahu,” Baekhyun mengangkat bahunya, “Kebanyakan gadis hanya tidak suka melakukannya –tidak ada kata yang lebih baik  untuk mengatakannya dari pada –pada pantatnya. Tidak hanya itu akan merasa tidak nyaman, dan sakit sekali jika dia tidak mempersiapkannya dengan baik; itu juga akan merasa seperti tidak melibatkan perasaan pada –maaf jika aku menjadi menjijikkan sekali –love-making mu.”

“Dan bagaimana kau akan tahu hal  ini?” tanyamu dnegan curiga.

“Melalui pengalaman, Sweetheart,” jawab Baekhyun dengan biasa. “Kau pikir kau bicara dengan siapa? Tentu saja aku pernah memiliki kesempatan untuk melakukan ini dengan gadis-gadis.”

Kau tersenyum sarkas.”Aku bangga sekali padamu, aku merasa aku ingin menunjukkan kau pada orang tuaku dan memohon ijin mereka  sehingga aku bisa menikahimu sekarang juga.”

“Kesabaran adalah sebuah kebaikan, Ratuku.” Dia cekikikan dan mengecup pipimu. “Kau hanya cemburu karena kita belum melakukannya.”

“Dasar kau brengsek.”

“Hmm, menarik,” Luhan bergabung, mengetuk-ngetuk dagunya, “Tapi hal lucu di sini, Baekhyun –ah. Aku pikir itu tidak akan terjadi padaku. Gadis-gadisku sungguh puas kapanpun aku selesai dengan mereka.”

Baekhyun dengan terang-terangan memutar bola matanya, “Mereka akan berteriak dan menendang tepat pada kegilaanmu jika mulut mereka tidak tersumpal sesuatu dan mereka tidak terborgol  pada headboard.”

“Ah, iya,” Luhan mengangguk-ngangguk. “Kurasa, kau benar.”

“Bisakah kita kembali pada permasalahan di sini?” tanyamu tidak sabar sebelum kau melihat kembali pada temanmu. “Apakah benar?”

Dia mengangguk lagi. “Itu terasa kita seperti binatang. Berhubungan seks tanpa kontak mata seperti itu hanya saja ….” dengan malu-malu dia mencuri lirikan pada Chanyeol. “Aku merasa tidak ada cinta di dalamnya.”

“Cinta?” kau dan Baekhyun bertanya di saat yang bersamaan, dan saat kalian berdua saling melirik, kalian berdua langsung berpaling, merasa sedikit malu.

“Oh my God,” menghela napas, terlihat seperti dia baru saja kehilangan jiwanya. “I’m so, so sorry  jika aku membuatmu merasa seperti itu.” Dia dengan cepat mendekat dan merengkuhnya kedalam pelukannya bahkan tanpa menunggu ijin darinya. “Aku tidak tahu –aku tidak menyadari bahwa aku –aku minta maaf!” Chanyeol meracau dengan suara  yang gemetar. “God, i’m so sorry. I’m sorry, i’m sorry.” Dia mencium pipinya, dahinya, dan puncak kepalanya setiap kali dia meminta maaf dan dia memeluknya begitu erat, kau berpikir temanmu akan meledak.

Temanmu bergerak dan melingkarkan kedua tangan kecilnya pada punggung bidangnya, menangis di dadanya. “Kau tidak sensitiv sekali, Park Chanyeol.”

“I’m sorry,” katanya lagi dengan begitu banyak desahan dan ketulusan. “Kau tahu aku tidak bermaksud seperti itu. I love you. I love you, okay? Kau dengar? Aku tidak berharap kau memaafkan aku. Aku hanya ingin kau tahu bahwa aku sangat mencintaimu, sangat.”

Kau bisa melihat dia tersenyum, walaupun air mata masih mengalir di wajahnya. “Aku memaafkanmu.”

“I love you.”

“I love you too, Yeollie.”

“Daaaaaan sekarang kau kembali menjadi menjijikkan,” kata Luhan, berdecak dengan jengkel. “Kapan aku akan bisa  bersama seseorang yang aku cintai?”

Kalimat semacam itu sebenarnya mendapat reaksi dari kau dan Baekhyun, tapi tidak ada satupun diantara kalian berdua yang benar-benar meresponnya. Kau terlarut dalam pikiranmu sendiri, sementara dia tenggelam dalam pikirannya sendiri. Kau tidak tahu apa yang Baekhyun pikirkan, tapi kau ingin tahu jika dia mempertanyakan hal yang sama seperti yang kau lakukan dalam kepalamu:

Kapan kita akan saling mengatakan kata-kata itu?

 

TBC

 

Tada! I’m back again, guys! Okay, karena saat ini sudah tidak puasa lagi, jadi tidak apa-apa kalau membacanya, maksudku, karena part ini ada kata-kata yang ‘dewasa’ banget. To be honest, kali ini agak kesusahan sih mentranslitnya, jadi maklumi saja kalau ada kalimat yang tidak sinkron hehehe….di mudeng2 in aja ya, kekeke….

Trus, setelah baca ini jangan coba-coba mencari di youtube atau apapun tentang Kamasutra sebelum kalian dewasa banget karena, nanti akibatnya ditanggung sendiri guys! Jangan coba-coba okay? Kalau kalian udah dewasa banget, itu tidak apa-apa, kekeke….

Okay, that’s it! Leave your comment after reading the story above, karena LIKE DAN KOMENTAR KALIAN ADALAH NAPAS BUAT AUTHOR. Thank you……..

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


44 thoughts on “The Marriage Life Of Mr Byun Baekhyun |Chapter 10a

  1. Kkkkk~selalu di buat senyum² gk jelas aja sama ff ini 😁 baek so cute,really 😘
    Next kak~fightiiing!! 😉

    Like

  2. Sudah complete ..!!
    Daaaann dsinii lumayan banyak bahass part Chanyeol, suka ketawa dgn sikap n’ tingkah Luhan yg sdikit absurd hahhaa 😀
    Scane sweet baekhyun’nya kurang buanyaak kak >_<
    Jadii pen cepet2 baek lamar aku(?) /eh hehhee 😛 slna sempet baca ver asli'ny ntu SWEET bingitt hahhaa #OkeAbaikan. Aku tau alasan knp kau akhir2 nie jrg merespon PM ku 🙂
    Oke kak, seMangatt buatt lanjutkan semua'nya n' thank's for tag again again again hehhee ..

    Like

  3. Ouuhhhggggtt aku benci ini, aku udah ketik panjang2 tapi kepencet back sebelum aku kirim, huaaaaaaaaa 😭😭😭😭 ceritanya makin konyol dan seru, ending nya ambigu – sedih-, aku berharap bakal happy ending, dan ntah kenapa aku malah berharap jadi si gadis aljabar, Luhan terkadang jadi sosok yg ught u know, I love him, tapi sifat konyol nya bikin orang frustasi dan berharap ngelempar sepatu kemukanya 😒 fighting neeee thanks for tag btw makin keren ih translate nya, tapi ada typo dikit tadi hehe fighting 😄😄😄😄😄😄 @❤❤❤❤❤❤❤

    Like

  4. finally update juga…kkk
    duh si tjabe sweet bingit sih jadi pen gigit deh aww#eh plaak
    this chapter totally i like it so much…uuh syukaa gemes sama character si gege disini mmh absurd bgt btw wkwk tp i like it he’s character,btw chap ini blon complete kan?uwaah ga sabar nunggu next nya

    Like

  5. tau ngga sih ada pepatah bilang semakin dilarang orang makin bandel? yaudah aku cari dan ebusetttt hahahaha ya ampun, sudah puasa dan lebaran alhamdulillah hahahaha
    aku suka Luhan waktu ngebuat Baek cemburu wkwkwkwk eh iya partnya romancenya dikit yaaaa hihihi ditunggu next chapnyaaaaa ^^ mangatseeeeee

    Like

    1. ih ni anak bandel banget ya, di suruh jgn cari apapun juga, masih aja kekeke….emang part romancenya dikit banget coz menurutku part inilah awal konflik dimulai, btw, thanks ya udah baca n komen 🙂 ih mata kamu udah nggak polos lagi kekeke…. you know what i mean 😉

      Like

  6. gila thor aku baca ni ff dari pagi gk sengaja nemuin sampe jam ini. bagus ceritanya, soo fresh banget. jarang nemuin alur yg cressnya kyk gini. aku tunggu chap 10b nya..

    Like

  7. hai thor, reader baru, maap baru ninggalin jejak hihihi,
    ceritanya seru thor meskipun awal awal agak ga mudeng tapi akhinya sampek juga ni otak. lanjuttt thor ditunggu next chpternye, makasih byee

    Like

  8. Berasa seabad gak nongol, dateng2 disuguhin yang begituan/ wkwkwkwk/
    Aku kangen Baekhyun sumpah, dan why jadi kangen luhan juga, biasanya males baca yg castnya si rusa, masih baper 2014/ pundung/

    Like

      1. Iya,dn malam ni aq tambah baper ggara si naga ma rusa digosipin balik ke SM. Mskipun ga balik ke exo,tp miapah.. Brapa % kmungkinan mrka ktemu di smtown concert/mian malah curhat dsini/ ;-(

        Like

      2. it’s okay, i miss him a lot, seneng jg sih mereka balik ke sm, tp sedih jg kalo dia merasa tertekan lg, gimana kbr ot 9 ya kalo denger berita ini? tp kuharap nggak hoak sih

        Like

      3. Gosip.a mrka balik tp dibanned di korsel n jpg,jd blh krja slain di 2 negara tdi,
        repackaged judul.a do it together, kok aq mlah mikir yg aneh2 yah/efek ga internetan brhari2/

        Like

  9. haii kakak noonabyun, setelah 3 hari jadi sider dan nyelesain baca ff ini sampe 10a. maafkan akuu 😉 karena jadi sider dan baru nongol. oke entah kenapa akhir2 ini aku terpikat sama pesonanya baekhyun dan tepat bgt nemu ff kakak yg nambah aku jatuh cinta sama seorang byun baekhyun, pria bereyliner. dari awal udah bikin perasaan campur aduk sampe nangis tengah malem yg berakibat mata bengkak paginya okee ffnya daebakk, keren pake bgt. thanks kakak udah susah2 terjemahin dan aku salut bgt sama kakak karena aku tau nerjemahin itu gak gampang. oke stop cuap2 akuuu kakkk karena aku reader baru salam kenal *bow* ntar kalo update lagi gimana cara biar aku tau kalo kakak update??? sorry i’m so kudet sama masalah kekgini. dan maaf beribu maaf ngepenuhin coment kakak dg kata2 ga jelas aku yg pnjg bgt ini. please tell me how to know if this ff updated ….

    Like

  10. Baek sumpah cute banget walaupun rada ngeselin karna kecemburuannya itu loh ngalahin anak kecil yg merajuk minta permen hehehe

    Like

  11. Udah…bilang aja “love you” atau apa lah…jgn i hate you mulu…atau aku menyukaimu…hadehhh…kadang greget juga sm nih couple

    Like

Leave a comment