The Pathetic Ex-Lover’s Club |Chapter 3

 

Tittle     :  THE PATHETIC EX-LOVER’S CLUB (Chapter 3)

Author  :  PJ

Cast       :

• Oh Hana (OC)
• Byun Baekhyun
• KAI /Kim Jongin
• Oh Sehun
• and other member of EXO

Rate       : PG -17

Length  :  Chapter

Genre  :  Fluff and Romance

Poster : kristal15/ TMLGS

 

Greeting  !!  Hello  guys  i’m back again. Ini hasil  translitanku  yang kedua dari  fanfic  favorite ku ‘ The Pathetic Ex-Lover’s Club  by angelb2uty ‘.   Walaupun  tidak  se bagus  aslinya, tapi tetep saja  telah  menguras otakku sangat  keras, dan semoga  kalian  bisa  menikmatinya, ya..walaupun  agak  berantakan  bahasanya,just keep reading  guys, dan jangan  lupa  like and comentnya, Oya ,kau bisa  cek  Original  storynya di sini,

 

Link  : http://www.asianfanfics.com/story/view/1138561/3/the-pathetic-ex-lovers-club-fluff-romance-originalcharacter-exo-baekhyun

Previous chapter

 

HAPPY  READING  !!

 

Chapter 3                      

Sabotage

 

Ding !

Kutaruh senyuman terlebar sebisaku ketika kulihat staff hotel berdiri di depan pintu kamarku, secara refleks tersenyum kembali dengan ramah kepadaku. Kami tetap seperti itu untuk beberapa detik sebelum kumulai mengerutkan dahi dan memberinya tatapan tanya.

Aku bahkan tidak ingin mencoba bahasa Jepangku. Sudah cukup membuat diriku lelucon untuk bagian besar hidupku.

Seolah dia sedang menyerang lamunannya sendiri, dia memberiku sebuah kartu. Sebuah kartu undangan. Dia mengocehkan sesuatu dalam bahasa Jepang dengan senyuman lebaritu yang terplester di permukaan wajahnya dan aku tidak bermasalah untuk mendapatkan informasi yang coba dia kirimkan padaku.

Tepat disaat dia menyelesaikan kalimatnya, aku berhasil mengucapkan dengan cepat ‘Arigatou’ dan menutup pintu untuk melihat isinya.

Acara Pre-wedding. Wow.

Kulihat kartu itu dan semakin kuberpikir tentang segala hal, semakin kumerasa kurang kumulai tahu tentang Jongin. Kurasa hidupnya semakin membaik  setelah aku pergi dari kehidupannya.

Kulempar kartu itu, yang mendarat di suatu tempat di atas tempat tidurku. Aku menuju ke koperku dan mencari gaun yang cocok yang bisa kupakai ke pesta. Semenjak kutiba di hotel ini dan semakin diriku melangkah lebih dekat padanya, keraguan yang lebih mulai timbul dalam diriku. Apa ini benar-benar pilihan yang baik?

Mungkin Jinae benar?

Ponselku berbunyi kemudian dan bicara dengan kejamnya. “Hello?”

“Hana!  Di mana kau?” tanyanya.

“Dimana lagi? Okinawa, tentu saja.” Jawabku acuh tak acuh, kuapit ponselku diantara telingaku dan pundakku sambil tanganku sibuk membongkar koperku.

“Kau pikir kau akan baik-baik saja?” aku menjadi jengkel atas pertanyaannya karena hal yang sangat kubenci adalah orang yang akan mengasihaniku tapi kurasa kali ini bisa diterima karena aku tidak melihatnya. Nada suaranya terdengar khawatir dan aku tidak tahan kecuali berpikir tidak masalah seberapa banyak kadang  kumerasa Kyungsoo telah mengambil temanku dariku, dia akan selalu berada tepat di sampingku.

“Memang aku akan kenapa?” tanyaku kembali dan bisa kudengar sebuah desahan, apakah lega? Atau mungkin mengindikasikan dia tidak tahu apa yang harus dilakukan dengan kekeras kepalaanku lagi? “Ya Jinae, apa yang harus kupakai? Mereka mengadakan semacam pesta pre-wedding malam ini dan aku tidak tahu apa yang kupakai.” Kataku saat kuambil pakaian-pakaianku satu per satu.

“Pesta pre-wedding. Bahkan bukan pesta bachelor?”

“Siapa yang tahu? Mungkin belum.”

“Wow. Kurasa mereka mengambilnya pada skala besar.”

“Aku tidak tahu Jongin menghasilkan uang banyak akhir-akhir ini.”  Aku malah berakhir dengan merebah diatas tempat tidurku, meneruskan panggilan telpon.

“Aku tidak tahu. Dari yang Kyungsoo katakan, kudengar tunangannya dari keluarga kaya raya. Mungkin pesta ini semacam pesta penyambutan dari pihak keluarganya untuk semua tamu-tamu penting.”

“Itu pasti sulit sekali.”

“Benar? Hidup biasa seperti kita adalah yang terbaik.”

“Tapi dia tidak berpikir begitu.”

“Dia mencintainya. Itu bukanlah sesuatu yang harus diukur ketika kau mencintai seseorang dengan sangat, kan?”

“Benarkah? Itu adalah pertama kalinya kudengar kau mengatakan itu padaku.”

Satu pikiran yang dari semua ini sementara aku satu-satunya orang yang telah keluar dari kehidupan Jongin, tapi bahkan teman baikku tidak menyerangku. Dia tidak pernah bicara padaku bahwa dia telah bertemu Jongin atau bergaul  atau mungkin bahkan pergi keluar untuk makan bersama, tentu saja dia telah melakukannya di saat kekasihnya adalah teman Jongin. Jika itu mungkin bagi Kyungsoo bisa pergi makan bersamaku, kenapa Jinae tidak?

~~~

Aku berakhir memakai gaun kasual tanpa lengan berpola  bunga-bunga, menggulung kecil sebagian rambutku di kedua sisi dan menjepitnya ke belakang kepalaku. Aku datang ke ballroom disaat kuyakini sendiri ku terlihat benar-benar baik-baik saja dan ingin tahu jika aku akan bertemu siapapun yang bisa kukenal. Sebagian diriku berharap bertemu seseorang yang kukenal karena  aku tidak bisa mengharapkan diriku sendirian melalui malam –ini adalah sebuah pesta yang kita bicarakan – tapi bagian lainnya hanya berharap aku tidak akan bertemu siapapun dari sekolah.

Yang sebenarnya tidak mungkin di saat kulihat Diva dari masa universitasku ini, Hyeri berjalan-jalan, berbaur dengan orang-orang dari satu gerombolan ke gerombolan lainnya.

“OH HANA?”

Hampir menyemburkan minumanku, kulihat ke arah depan dan pikiranku hanya menjadi ‘Oh God, oh God, oh God, dia tidak baru saja melihatku’. Tapi sebelum aku bisa berlari dan bersembunyi di bawah meja, dia berdiri tepat di depanku dengan senyuman yang tak tertahankan yang hanya saja harus berpura-pura gembira diluar kebiasaanku

“Hyeri!”  teriakku dan dia menarikku ke dalam pelukan dan menghujaniku dengan ciuman-ciuman di kedua pipiku. “Senang melihatmu di sini.” Kulangsung melepasnya disaat kudapatkan kesempatan.

“Tidak dapat dipercaya aku akan melihatmu di sini.” Katanya dengan senang. “Maksudku,” mulai lagi.

“Kami baik-baik saja.” Ucapku padanya, kedua mataku menelisik mengitari Aula. Pada saat itu, kuberharap aku tidak melakukannya di saat kulihat karakter utama akhir pekan ini sedang berdansa di tengah-tengah Aula diantara yang lainnya. Senyuman lembut terplester di saat mereka saling menatap satu sama lain, tidak ingin saling lepas dari genggaman mereka. Seperti tidak ada seorangpun yang ada kecuali mereka.

Penonton menonton mereka dengan kagum, dan aku membencinya karena semua orang kelihatannya memiliki pikiran yang berbeda ketimbang milikku.

“Kau. Baik-baik. Saja.” Hyeri menekan setiap kata, mengalihkan fokusku kembali padanya. “Aku akan membakar hotel ini jika ini adalah pernikahan mantan-kekasihku, kau tahu.” Kau tidak tahu. Aku mengangguk dengan tersenyum canggung. “Tapi kau tahu, ini tidaklah jelek-jelek amat karena pernikahan ini,” bisiknya. “Adalah tempat terbaik untuk menemukan sebagian lainnya. Ada begitu banyak tangkapan di sini, beberapa dari mereka bahkan dari sekolah kita, bahkan mungkin saja untuk para lelaki yang  masuk masa puber karena kuliah?”  dia mengoceh tapi pikiranku berputar-putar seperti kincir angin saat itu untuk memberikan sebuah reaksi.

“Dan mereka juga berbau uang. Khususnya di pihak Yerin. Seperti yang satu itu, dan oh –bukankah itu Kim seokjin? Wow, dia terlihat hot sekali dengan rambut pirangnya  itu.” Saat dia sadar aku tidak memperhatikannya, dia menepuk pundakku dan terus menunjuk pada targetnya. “Mereka semua kebanyakan CEO.” Well, bisa kusebut juga diriku CEO. Dan aku sudah berusaha keras mencari penghargaan itu olehku sendiri. “Ooh, aku tidak pernah melihat yang satu itu sebelumnya.”

Kulihat pada siapa yang dia bicarakan dan menahan pandangan mataku pada laki-laki yang memakai setelan berwarna merah tua itu yang terlihat sedikit kebesaran baginya, dan rambutnya  sedikit berwarna pink yang dengan mengejutkannya terlihat berkelas sementara Hyeri mendiskripsikan laki-laki dalam tujuan fokus kami. Sepertinya dia menyadari  pandangan mata kami, dia melirik ke arah kami dan kuberpaling dengan refleks ke arah lain dengan biasa seperti aku tidak melihatnya. “Oops, kita tertangkap basah karena memandanginya.” Hyeri berucap

Meninggalkan laki-laki yang dia analisa sebelumnya setelah terusak, dia tetap meneruskan percakapan kami saat dia mengubah topik. “Jadi, apa yang kau lakukan sekarang?” tanyanya.

“Aku  menjalankan bisnisku sendiri. Aku mendesign interior.”

“Itu bagus. Tebak siapa  wedding planner untuk pernikahan ini.” Dia bersenandung dan kulihat bagaimana kepribadiannya berselisih dengan model tampang berpengalaman dan modernnya. Orang-orang akan terkejut pada bagaimana memusingkannya gadis ini.

Aku sebenarnya tidak punya waktu untuk bermain teba-tebakan denganmu sekarang ini.

“Hmm,” kucoba berpikir. Apa seseorang yang terkenal?

“AKU!”

“KEBAKARAN! OH MY GOD, GAUNNYA TERBAKAR!”

“SESEORANG TOLONG!”

“PANGGIL 911!”

Aku tidak mendengar suara teriakannya ketika dibayangi  oleh suara teriakan  gerombolan wanita ini  untuk kedidupan tercintanya di saat salah satu dari gaun mereka terbakar dan hanya dalam beberapa detik, menyebar menyeluruh. Aku membelalakkan kedua mataku melihat ini terjadi dalam kehidupan nyata dan sementara mencoba melihat sekeliling untuk mencari sesuatu untuk memberi tindakan langsung sebelum darurat –dan tentu saja  mengendalikan  kedua telingaku karena  jeritan Hyeri yang tidak bisa berhenti berteriak ‘oh my God’ sambil tetap berdiri ditempat seolah dia di bawah keadaan setengah sadar –

“BUKAN ANGGUR!” Betapa bodohnya mereka, sejujurnya?

Di saat itulah kulihat Jongin melesatkan  kedua matanya tepat padaku, dan untuk beberapa detik dia terpaku tapi bergerak  namun demikian  di saat wanita yang berada di sampingnya membawa bersamanya. Wanita yang kebakaran itu yakin telah menarik perhatian seluruh ruangan dan orang-orang berkerumun di sekitarnya, dengan beberapa kamera yang mengarah padanya, mengambil gambar dan mengambil video atas peristiwa itu.

Aku tidak bermasalah dengan tatapan Jongin yang kutangkap dalam pikiranku saat itu. Dengan cepat aku memundurkan diriku dari kerumunan dan tampaknya, tidak cukup orang-orang pedulikan kulihat satu figur keluar dari tempat itu, seorang laki-laki tertentu dengan setelan warna merah tua yang kulihat sebelumnya, bergegas keluar dari Aula dengan diam-diam sebelum orang lain bisa menyadari kehadirannya.

 

TBC

 

Pendek dan masih belum ada Baekhyun. Tsk, tapi cerita ini bukankahlah cerita sedih, tentu saja Hana tidak akan merenungi pernikahan yang seharusnya miliknya dengan Jongin. Tapi, seseorang akan muncul dan mencerahkan hari-harinya. Hehehe….

Okay, give your commnets below after reading the story above! It means a lot to me, thank you …..

PS : Sumpah! MV EXO yang baru bener-bener DAEBAK! Dan, tetap saja mata terfokus sama orang berinisial huruf besar B. Aish, orang ini benar-benar semakin membuatku gila…..